Indonesia, negeri yang kaya akan khazanah seni daerah, menyimpan warisan budaya luhur yang perlu dijaga lestari. Bukan sekadar pelestarian, melainkan sebuah perayaan keberagaman yang hidup dan bernapas. Bagaimana kita memastikan seni daerah tetap relevan di tengah arus modernisasi? Jawabannya terletak pada pendekatan yang inovatif dan partisipatif.
Mempelajari tari-tarian dan alunan musik tradisional, bukan sekadar menghafal gerakan atau melodi. Ia adalah menyelami jiwa seni daerah, memahami filosofi dan cerita yang terukir di balik setiap goresan pahatan, setiap helai kain batik, setiap irama gamelan. Kenakan pakaian adatmu dengan bangga, bukan hanya di perhelatan formal, tetapi jadikan ia bagian dari identitas diri. Bicara dalam bahasa daerah di rumah, bukan hanya mengajarkan kosakata, melainkan mentransmisi nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi.
Lebih dari itu, aktiflah berpartisipasi dalam pentas seni. Bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku, sebagai penyambung estafet kreativitas. Lomba-lomba seni daerah bukan sekadar perlombaan, melainkan ajang untuk saling berbagi, belajar, dan memperkaya apresiasi kita terhadap keindahan seni Nusantara.
Menghargai keberagaman budaya bukan sekadar toleransi, melainkan sebuah perayaan. Mari kita hentikan segala bentuk diskriminasi dan penghinaan terhadap suku dan budaya lain. Sebaliknya, mari kita jadikan perbedaan sebagai kekayaan, sebagai inspirasi untuk saling belajar dan menghargai. Dengan saling mengenal dan memahami adat istiadat yang beragam, kita membangun Indonesia yang lebih kuat dan harmonis.
Melestarikan seni daerah Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya kewajiban, melainkan sebuah kehormatan untuk menjaga warisan budaya leluhur dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Mari kita wujudkan Indonesia yang kaya budaya, yang dihargai dan dirayakan oleh seluruh dunia.